Santri
Muslim sejati ialah orang yang tidak kenal lelah dalam mencari dan mengamalkan sebuah ilmu
Kamis, 13 Januari 2011
My Life...My Journey...: PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN MANFAAT MEMPELAJARI...
My Life...My Journey...: PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN MANFAAT MEMPELAJARI...: "A. PENGERTIAN ILMU AKHLAK Ada dua tipe ndekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic..."
KARYA TERILHAMI YANG SEDANG DALAM PROSES: WAWASAN PENDIDIKAN AKHLAK ISLAMA DALAM PEMBINAAN ...
KARYA TERILHAMI YANG SEDANG DALAM PROSES: WAWASAN PENDIDIKAN AKHLAK ISLAMA DALAM PEMBINAAN ...: "WAWASAN PENDIDIKAN AKHLAK ISLAMA DALAM PEMBINAAN KEHIDUPAN BERAGAMA 1. Ajaran-ajaran Agama Agama memiliki hubungan erat den..."
Senin, 16 November 2009
pelajaran ke 11
Setelah kita membahas tentang isim, pada kesempatan ini kita mencoba untuk membahas mengenai fi’il.
Pada awal pelajaran yang lalu, kita ketahui bahwa fi’il adalah suatu kata yang mempunyai makna yang berkaitan dengan waktu. Perbedaannya dengan isim adalah pada sisi waktunya.
Fi’il terbagi menjadi 3, yaitu :
- Fi’il madhi (الفعل الماضي)
- Fi’il mudhori (الفعل المضارع)
- Fi’il amr (فعل العمر)
Fi’il madhi
Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu lampau atau past tense di dalam bahasa inggris.
Contohnya :
خَلَقَ (kholaqo)=telah menciptakan
خَرَجَ (khoroja)= telah mengeluarkan
أََمَرَ (amaro)=telah memerintahkan
أَكَلَ (akala)=telah memakan
Dengan berbekal isim dhomir yang telah kita pelajari sebelumnya, fi’il di atas dapat kita rubah sesuai dengan dhomir atau kata gantinya.
Contoh :
خَلَقَ (kholaqo)=dia (lk) telah menciptakan
خَلَقَا (kholaqoo)= dia (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقُوا (kholaquu)=mereka (lk) telah menciptakan
خَلَقَتْ (kholaqot)=dia (pr) telah menciptakan
خَلَقَتَا (kholaqotaa)= (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْنَ (kholaqna)= mereka (pr) telah menciptakan
خَلَقْتَ (kholaqta)=kamu (lk) telah menciptakan
خَلَقْتُمَا (kholaqtuma)=kamu (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْتُمْ (kholaqtum)=kalian (lk) telah menciptakan
خَلَقْتِ (kholaqti)=kamu (pr) telah menciptakan
خَلَقْتُمَا (kholaqtuma)=kamu (pr) (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْتُنَّ (kholaqtunna)=kalian (pr) telah menciptakan
خَلَقْتُ (kholaqtu)=saya telah menciptakan
خَلَقْنَا (kholaqnaa)=kami telah menciptakan
Atau dalam kata yg lain
كَتَبَ كَتَبَا كَتَبُوا
كتَبَتْ كَتَبَتَا كَتَبْنَ
كَتَبْتَ كَتَبْتُمَا كَتَبْتُمْ
كَتَبْتِ كَتَبْتُمَا كَتَبْتُنَّ
كَتَبْتُ كَتَبْنَا
Perubahan kata di atas, termasuk ke dalam ilmu shorof atau dengan kata lain tasrif lughowi
Fi’il mudhori
Fi’il mudhori adalah fi’il yang menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu sekarang atau akan datang. Jadi bisa continous tense atau future tense.
Contoh :
يَخْلُقُ (yakhluqu)=sedang/akan menciptakan
يَخْرُجُ (yakhruju)= sedang/akan mengeluarkan
يَأْمُر (ya’muru)= sedang/akan memerintahkan
يَأْكُلُ (ya’kulu)= sedang/akan memakan
Tasrif lughowinya
يَكْتُبُ يَكْتُبَانِ يَكْتُبُوْنَ
تَكْتُبُ تَكْتُبَانِ يَكْتُبْنَ
تَكْتُبُ تَكْتُبَانِ تَكْتُبُوْنَ
تَكْتُبِِيْنَ تَكْْتُبَانِ تَكْتُبْنَ
أَكْتُبُ نَكْتُبُ
Urutan kata gantinya sama dengan fi’il madhi.
Fi’il amr
Fi’il amr adalah fi’il yang menunjukkan atas suatu tuntutan, atau dalam kata lain disebut kata perintah.
Contoh :
اُدْخُلْ (udkhul)=masuklah
اُخْرُُجْ (ukhruj)=keluarlah
إِجْلِسْ (ijlis)=duduklah
اِِرْفَعْ (irfa’)=angkatlah
Tashrif lughowinya
اُكْتُبْ اُكْتُبَا اُُكْتُبُوْا
ُ
ُُاكْتُبِِيْ اُكْتُبَا اُُكْتُبْنَ
Karena berupa perintah, maka kata ganti pertama dan ketiga tidak ada.
Latihan :
Tashriflah kata2 berikut
اِِجْلِسْ – اُتْرُكْ – اِِظْهَرْ - اِسْمَعْ
خَرَجَ – أََمَرَ – أَكَلَ
يَخْلُقُ – يَخْرُجُ – يَأْمُرُ – يَأْكُلُ
Tentukan fi’il dari hadit berikut
اَلْيَوْمَ قُمْتُ إِلَى الْاِخْتِبَارِ. لَا يَعْلَمُ الْغَيْبَ إِلَّا اللهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ. وَ أَنَا تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ. يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ أَكْرِمْنِيْ
بِالْإِسْلَامِ. أَسْأَلُ اللهَ أَنْ يَنْفَعَــنَا بِهِ يَوْمَ الدِّيْنِ. ذَهَبْـتُ إِلَى الْمَسْجِدِ ثُمَّ صَلَّيْتُ صَلَاةً إِيْمَانًا بِاللهِ. بَعْدَ ذَلِكَ, رَأَيْتُ
رَجُلَيْنِ يَقُوْمَانِ أَمَامَ
الْمَسْجِدِ. ثُمَّ دَخَلَا وَ صَلَّيَا جَالِسَيْنِ. قُلْتُ لَهُمَا بَعْدَ الصَّلَاةِ: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلًا. وَقَالَ تَعَالَى:إِنّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ. كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: جُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُوْرًا وَ مَسْجِدًا.
Setelah kita membahas tentang isim, pada kesempatan ini kita mencoba untuk membahas mengenai fi’il.
Pada awal pelajaran yang lalu, kita ketahui bahwa fi’il adalah suatu kata yang mempunyai makna yang berkaitan dengan waktu. Perbedaannya dengan isim adalah pada sisi waktunya.
Fi’il terbagi menjadi 3, yaitu :
- Fi’il madhi (الفعل الماضي)
- Fi’il mudhori (الفعل المضارع)
- Fi’il amr (فعل العمر)
Fi’il madhi
Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu lampau atau past tense di dalam bahasa inggris.
Contohnya :
خَلَقَ (kholaqo)=telah menciptakan
خَرَجَ (khoroja)= telah mengeluarkan
أََمَرَ (amaro)=telah memerintahkan
أَكَلَ (akala)=telah memakan
Dengan berbekal isim dhomir yang telah kita pelajari sebelumnya, fi’il di atas dapat kita rubah sesuai dengan dhomir atau kata gantinya.
Contoh :
خَلَقَ (kholaqo)=dia (lk) telah menciptakan
خَلَقَا (kholaqoo)= dia (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقُوا (kholaquu)=mereka (lk) telah menciptakan
خَلَقَتْ (kholaqot)=dia (pr) telah menciptakan
خَلَقَتَا (kholaqotaa)= (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْنَ (kholaqna)= mereka (pr) telah menciptakan
خَلَقْتَ (kholaqta)=kamu (lk) telah menciptakan
خَلَقْتُمَا (kholaqtuma)=kamu (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْتُمْ (kholaqtum)=kalian (lk) telah menciptakan
خَلَقْتِ (kholaqti)=kamu (pr) telah menciptakan
خَلَقْتُمَا (kholaqtuma)=kamu (pr) (2 org lk) telah menciptakan
خَلَقْتُنَّ (kholaqtunna)=kalian (pr) telah menciptakan
خَلَقْتُ (kholaqtu)=saya telah menciptakan
خَلَقْنَا (kholaqnaa)=kami telah menciptakan
Atau dalam kata yg lain
كَتَبَ كَتَبَا كَتَبُوا
كتَبَتْ كَتَبَتَا كَتَبْنَ
كَتَبْتَ كَتَبْتُمَا كَتَبْتُمْ
كَتَبْتِ كَتَبْتُمَا كَتَبْتُنَّ
كَتَبْتُ كَتَبْنَا
Perubahan kata di atas, termasuk ke dalam ilmu shorof atau dengan kata lain tasrif lughowi
Fi’il mudhori
Fi’il mudhori adalah fi’il yang menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu sekarang atau akan datang. Jadi bisa continous tense atau future tense.
Contoh :
يَخْلُقُ (yakhluqu)=sedang/akan menciptakan
يَخْرُجُ (yakhruju)= sedang/akan mengeluarkan
يَأْمُر (ya’muru)= sedang/akan memerintahkan
يَأْكُلُ (ya’kulu)= sedang/akan memakan
Tasrif lughowinya
يَكْتُبُ يَكْتُبَانِ يَكْتُبُوْنَ
تَكْتُبُ تَكْتُبَانِ يَكْتُبْنَ
تَكْتُبُ تَكْتُبَانِ تَكْتُبُوْنَ
تَكْتُبِِيْنَ تَكْْتُبَانِ تَكْتُبْنَ
أَكْتُبُ نَكْتُبُ
Urutan kata gantinya sama dengan fi’il madhi.
Fi’il amr
Fi’il amr adalah fi’il yang menunjukkan atas suatu tuntutan, atau dalam kata lain disebut kata perintah.
Contoh :
اُدْخُلْ (udkhul)=masuklah
اُخْرُُجْ (ukhruj)=keluarlah
إِجْلِسْ (ijlis)=duduklah
اِِرْفَعْ (irfa’)=angkatlah
Tashrif lughowinya
اُكْتُبْ اُكْتُبَا اُُكْتُبُوْا
ُ
ُُاكْتُبِِيْ اُكْتُبَا اُُكْتُبْنَ
Karena berupa perintah, maka kata ganti pertama dan ketiga tidak ada.
Latihan :
Tashriflah kata2 berikut
اِِجْلِسْ – اُتْرُكْ – اِِظْهَرْ - اِسْمَعْ
خَرَجَ – أََمَرَ – أَكَلَ
يَخْلُقُ – يَخْرُجُ – يَأْمُرُ – يَأْكُلُ
Tentukan fi’il dari hadit berikut
اَلْيَوْمَ قُمْتُ إِلَى الْاِخْتِبَارِ. لَا يَعْلَمُ الْغَيْبَ إِلَّا اللهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ. وَ أَنَا تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ. يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ أَكْرِمْنِيْ
بِالْإِسْلَامِ. أَسْأَلُ اللهَ أَنْ يَنْفَعَــنَا بِهِ يَوْمَ الدِّيْنِ. ذَهَبْـتُ إِلَى الْمَسْجِدِ ثُمَّ صَلَّيْتُ صَلَاةً إِيْمَانًا بِاللهِ. بَعْدَ ذَلِكَ, رَأَيْتُ
رَجُلَيْنِ يَقُوْمَانِ أَمَامَ
الْمَسْجِدِ. ثُمَّ دَخَلَا وَ صَلَّيَا جَالِسَيْنِ. قُلْتُ لَهُمَا بَعْدَ الصَّلَاةِ: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلًا. وَقَالَ تَعَالَى:إِنّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ. كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: جُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُوْرًا وَ مَسْجِدًا.
motivasi belajar bahasa arab
Kebanyakan orang merasa bahwa mempelajari bahasa arab itu sangat sulit, mereka sudah mengikuti kursus bahasa arab berkali-kali, akan tetapi mereka masih saja tidak bisa menguasai bahasa arab, yang akhirnya mereka beranggapan “belajar bahasa arab sangatlah sulit”. Sebenarnya apa yang membuat orang merasa sulit untuk mempelajari bahasa arab, bukankah Allah telah mengatakan bahwa agama ini sangat mudah untuk dipelajari?? Lantas kenapa mereka tetap saja tidak bisa menguasai bahasa arab?? jawabannya, karena mereka tidak mengetahui caranya…
Berikut ini adalah tips-tips bagi yang ingin mempelajari bahasa arab dengan mudah dan cepat..: )
1. Ikhlaskan niat hanya untuk Allah
Banyak orang ingin mempelajari bahasa arab hanya karena ia ingin bekerja atau sekolah di negri arab dan yang parahnya ada orang yang ingin mempelajari bahasa arab hanya karena gengsi akibat teman-temannya bisa bahasa arab. Niat yang demikian inilah salah satu penyebab kita menjadi sulit untuk mempelajari bahasa arab, karena ketika kita meniatkan mempelajari bahasa arab karena Allah, maka niscaya Allah akan membantu kita untuk memudahkan di dalam mempelajari dan mengamalkannya, dimana Allah telah berfirman :
إِن تَنصُرُوا اللهَ يَنصُرْكُمْ
“jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolongmu” (muhammad : 7)
Salah satu bentuk menolong agama Allah, adalah dengan mengagungkan syiarnya, dan bahasa arab merupakan syiar dari agama islam.
Dari hal ini, marilah kita luruskan niat kita, ikhlaskan niat kita terlebih dahulu untuk mempelajari bahasa arab karena Allah, agar Allah memudahkan kita di dalam memahami dan mengamalkan bahasa arab, disamping menjadi amal kita dalam upaya beribadah kepada Allah ta’ala.
2. Belajar bahasa arab dari dasar dan tidak terburu-buru.
Salah satu hal yang menyebabkan kita sulit mempelajari bahasa arab adalah karena kita tidak sabar di dalam mempelajarinya. Banyak di antara saudara kita yang mengikuti kursus bahasa arab lebih dari satu tempat, bahkan ada yang mengikuti 2 tempat kursus dalam seminggu dengan pembahasan yang berbeda-beda. Hal ini merupakan suatu kesalahan, di dalam belajar bahasa arab kita dituntut untuk belajar tahap demi tahap, yang mana kita tidak akan bisa menguasai pelajaran bahasa arab selanjutnya sebelum memepelajari dan memahami pelajaran dasar-dasarnya. Hal ini telah dijelaskan dan dibuat kaidah oleh para ulama.
منِ اسْتعجلَ شيئاً قبلَ أَوانِهِ عُوقِبَ بحرمانِهِ
“barangsiapa yang terburu-buru dalam mendapatkan sesuatu, maka ia dihukum untuk tidak mendapatkannya”
Oleh karenanya, hendaknya kita mempelajari bahasa arab secara bertahap dan tidak terburu-buru. Sabar adalah kunci keberhasilan.. : )
3. Pada awal belajar, hendaknya belajar hanya pada satu guru.
Merupakan suatu kesalahan ketika kita menjadikan banyak orang menjadi guru kita dalam mempelajari bahasa arab dasar. Hal ini karena, setiap orang pastinya mempunyai metode pembelajaran yang berbeda-beda, sehingga ketika kita tidak terbiasa dengan perubahan metode cara ngajar, menyebabkan kita menjadi sulit untuk memahami dan akhirnya menjadi bingung dan pusing.
Pada awal mula kita mempelajari bahasa arab, cukuplah satu orang yang menjadi guru kita, adapun jika kita sudah cukup mahir dalam bahasa arab, atau sudah paham mengenai dasar-dasar bahasa arab, maka hal ini tidak mengapa jika kita berguru dengan banyak orang.
Praktek dalam hal ini sudah diterapkan oleh para ulama-ulama kita, pada awal mereka belajar agama, mereka hanya mengambil ilmu pada satu orang guru saja, kemudian setelah mengetahui dasar-dasar agama, barulah mereka mencari guru-guru yang lain. Sehingga wajar jika kita melihat ada ulama yang mazhabnya mencolok ke imam syafi’I saja atau imam ahmad saja.
Perlu diketahui, belajar hanya semata-mata dari buku, tidak menjamin kita menjadi orang yang ahli bahasa arab jika masih dalam taraf awal, lain cerita jika sudah memahami dasar-dasarnya. Karena sebagaimana sudah dijelaskan, metode pembelajaran setiap orang dan buku berbeda-beda, jika kita tidak ada pemahaman dasarnya, maka bingung dan pusing adalah akibatnya…: )
4. Mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari.
Jika kita tidak mempunyai teman untuk mempraktekkan ilmu yang sudah dipelajari, Al-qur’an adalah solusi tepat dan merupakan teman setia yang akan membimbing kita di dalam memahami bahasa arab, terutama dalam masalah ilmu nahwu.
Dari pelajaran yang telah diberikan, coba diterapkan dengan dibantu Al-qur’an, cari mana saja isim, fi’il dan huruf atau isim dhomir, isim maqsur dan lain-lainnya. Begitu juga dengan keadaan katanya, apakah marfu, mansub atau majrur. Dengan hal ini, kita akan terbiasa dengan kata-kata tersebut, ketika kita menemukan kata asing, kita melihat kembali pelajaran atau buku bahasa arabnya, sehingga kita menjadi lancar di dalam membedakan tiap-tiap katanya. Selain itu, dengan dibantu Al-qur’an, mufrodat atau kosakata kita akan menjadi semakin bertambah… : )
5. Mengamalkan dengan cara mengajarkan kepada orang lain.
Cara paling efektif untuk memperlancar bahasa arab adalah dengan cara mengajarkannya kepada orang lain, dengan hal ini, ilmu kita semakin bertambah, dan daya ingat kita terhadap pelajaran menjadi semakin kuat.
Cara lain, jika kita tidak bisa menemukan orang yang mau kita ajari, kita bisa membuat tulisan seperti yang saya lakukan, dan ini terbukti semakin menambah ilmu dan daya ingat saya akan bahasa arab… : )
6. Kontinyu dan senantiasa melaksanakan kelima hal di atas.
Dengan melaksanakan kelima hal di atas secara terus menerus, insyaAllah mempelajari bahasa arab menjadi suatu hal yang mudah dan menyenangkan… : )
Selamat mencoba…
Berikut ini adalah tips-tips bagi yang ingin mempelajari bahasa arab dengan mudah dan cepat..: )
1. Ikhlaskan niat hanya untuk Allah
Banyak orang ingin mempelajari bahasa arab hanya karena ia ingin bekerja atau sekolah di negri arab dan yang parahnya ada orang yang ingin mempelajari bahasa arab hanya karena gengsi akibat teman-temannya bisa bahasa arab. Niat yang demikian inilah salah satu penyebab kita menjadi sulit untuk mempelajari bahasa arab, karena ketika kita meniatkan mempelajari bahasa arab karena Allah, maka niscaya Allah akan membantu kita untuk memudahkan di dalam mempelajari dan mengamalkannya, dimana Allah telah berfirman :
إِن تَنصُرُوا اللهَ يَنصُرْكُمْ
“jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolongmu” (muhammad : 7)
Salah satu bentuk menolong agama Allah, adalah dengan mengagungkan syiarnya, dan bahasa arab merupakan syiar dari agama islam.
Dari hal ini, marilah kita luruskan niat kita, ikhlaskan niat kita terlebih dahulu untuk mempelajari bahasa arab karena Allah, agar Allah memudahkan kita di dalam memahami dan mengamalkan bahasa arab, disamping menjadi amal kita dalam upaya beribadah kepada Allah ta’ala.
2. Belajar bahasa arab dari dasar dan tidak terburu-buru.
Salah satu hal yang menyebabkan kita sulit mempelajari bahasa arab adalah karena kita tidak sabar di dalam mempelajarinya. Banyak di antara saudara kita yang mengikuti kursus bahasa arab lebih dari satu tempat, bahkan ada yang mengikuti 2 tempat kursus dalam seminggu dengan pembahasan yang berbeda-beda. Hal ini merupakan suatu kesalahan, di dalam belajar bahasa arab kita dituntut untuk belajar tahap demi tahap, yang mana kita tidak akan bisa menguasai pelajaran bahasa arab selanjutnya sebelum memepelajari dan memahami pelajaran dasar-dasarnya. Hal ini telah dijelaskan dan dibuat kaidah oleh para ulama.
منِ اسْتعجلَ شيئاً قبلَ أَوانِهِ عُوقِبَ بحرمانِهِ
“barangsiapa yang terburu-buru dalam mendapatkan sesuatu, maka ia dihukum untuk tidak mendapatkannya”
Oleh karenanya, hendaknya kita mempelajari bahasa arab secara bertahap dan tidak terburu-buru. Sabar adalah kunci keberhasilan.. : )
3. Pada awal belajar, hendaknya belajar hanya pada satu guru.
Merupakan suatu kesalahan ketika kita menjadikan banyak orang menjadi guru kita dalam mempelajari bahasa arab dasar. Hal ini karena, setiap orang pastinya mempunyai metode pembelajaran yang berbeda-beda, sehingga ketika kita tidak terbiasa dengan perubahan metode cara ngajar, menyebabkan kita menjadi sulit untuk memahami dan akhirnya menjadi bingung dan pusing.
Pada awal mula kita mempelajari bahasa arab, cukuplah satu orang yang menjadi guru kita, adapun jika kita sudah cukup mahir dalam bahasa arab, atau sudah paham mengenai dasar-dasar bahasa arab, maka hal ini tidak mengapa jika kita berguru dengan banyak orang.
Praktek dalam hal ini sudah diterapkan oleh para ulama-ulama kita, pada awal mereka belajar agama, mereka hanya mengambil ilmu pada satu orang guru saja, kemudian setelah mengetahui dasar-dasar agama, barulah mereka mencari guru-guru yang lain. Sehingga wajar jika kita melihat ada ulama yang mazhabnya mencolok ke imam syafi’I saja atau imam ahmad saja.
Perlu diketahui, belajar hanya semata-mata dari buku, tidak menjamin kita menjadi orang yang ahli bahasa arab jika masih dalam taraf awal, lain cerita jika sudah memahami dasar-dasarnya. Karena sebagaimana sudah dijelaskan, metode pembelajaran setiap orang dan buku berbeda-beda, jika kita tidak ada pemahaman dasarnya, maka bingung dan pusing adalah akibatnya…: )
4. Mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari.
Jika kita tidak mempunyai teman untuk mempraktekkan ilmu yang sudah dipelajari, Al-qur’an adalah solusi tepat dan merupakan teman setia yang akan membimbing kita di dalam memahami bahasa arab, terutama dalam masalah ilmu nahwu.
Dari pelajaran yang telah diberikan, coba diterapkan dengan dibantu Al-qur’an, cari mana saja isim, fi’il dan huruf atau isim dhomir, isim maqsur dan lain-lainnya. Begitu juga dengan keadaan katanya, apakah marfu, mansub atau majrur. Dengan hal ini, kita akan terbiasa dengan kata-kata tersebut, ketika kita menemukan kata asing, kita melihat kembali pelajaran atau buku bahasa arabnya, sehingga kita menjadi lancar di dalam membedakan tiap-tiap katanya. Selain itu, dengan dibantu Al-qur’an, mufrodat atau kosakata kita akan menjadi semakin bertambah… : )
5. Mengamalkan dengan cara mengajarkan kepada orang lain.
Cara paling efektif untuk memperlancar bahasa arab adalah dengan cara mengajarkannya kepada orang lain, dengan hal ini, ilmu kita semakin bertambah, dan daya ingat kita terhadap pelajaran menjadi semakin kuat.
Cara lain, jika kita tidak bisa menemukan orang yang mau kita ajari, kita bisa membuat tulisan seperti yang saya lakukan, dan ini terbukti semakin menambah ilmu dan daya ingat saya akan bahasa arab… : )
6. Kontinyu dan senantiasa melaksanakan kelima hal di atas.
Dengan melaksanakan kelima hal di atas secara terus menerus, insyaAllah mempelajari bahasa arab menjadi suatu hal yang mudah dan menyenangkan… : )
Selamat mencoba…
pelajaran ke 12
Pada pembelajaran yang lalu, kita telah membahas pembagian fi’il menurut waktunya, sekarang kita akan membahas pembagian fi’il menurut subjeknya.
Fi’il menurut subjeknya (فاعل), terbagi menjadi 2, yaitu:
- Fi’il ma’lum
- Fi’il majhul
Fi’il ma’lum (اَلْفِعْلُ المَعْلُوْمُ) adalah fi’il yang disebutkan failnya. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini bisa disebut “kata kerja aktif”.
Contoh :
كَتَبَ (kataba)=menulis
قَتَلَ(qotala)=membunuh
فَتَحَ (fataha)=membuka
Kata kerja di atas, termasuk fi’il ma'luml, dimana ia membutuhkan subjek.
Adapun fi’il majhul (الْفِعْلُ المَجْهُوْلُ ) adalah fi’il yang tidak membutuhkan subjek. Dalam bahasa Indonesia biasa disebut kata kerja pasif.
Contoh :
كُتِبَ (kutiba)=ditulis
قُتِلَ (qutila)=dibunuh
فُتِحَ (futiha)=dibuka
Bagaimana cara membuat fi’il majhul dari fi’il ma’lum??
Untuk fi’il madhi, maka kaidahnya :
"Dikasroh huruf sebelum terakhir, dan di dhommah huruf yang berharokat (sebelum huruf terakhir)”
Contoh:
كَتَبَ (kataba) menjadi كُتِبَ (kutiba)
اِسْتَغْفَرَ (istagfaro) menjadi اُسْتُغْفِرَ(ustugfiro)
اِنْفَعَلَ (infa’ala) menjadi اُنْفُعِلَ (unfu’ila)
Adapun untuk fi’il mudhori’, maka kaidahnya :
“Didhommah huruf pertama, dan difathah huruf sebelum terakhir”
Contoh :
يَكْتُبُ (yaktubu) menjadi يُكْتَبُ (yuktabu)
يَسْتَغْفِرُ (yastagfiru) menjadi يُسْتَغْفَرُ (yustagfaru)
يَنْفَعِلُ (yanfa’ilu) menjadi يُنْفَعَلُ (yunfa’alu)
Bagaimana, sudah bisa membuatnya??
Coba kerjakan latihan berikut!
Ubahlah fi’il ma’lum dibawah ini menjadi fi’il majhul
اِنْكَسَرَ (inkasaro)= pecah
اِنْقَلَبَ (inqolaba)=terbalik
يُجَاهِدُ (yujaahidu)=bersungguh-sungguh
يَسْتَمِعَ (yastami’u)=mendengar
اِسْتَخْرَجَ (istakhroja)=meminta keluar
يَسْتَخْرِجُ (yastakhriju)=meminta keluar
Pada pembelajaran yang lalu, kita telah membahas pembagian fi’il menurut waktunya, sekarang kita akan membahas pembagian fi’il menurut subjeknya.
Fi’il menurut subjeknya (فاعل), terbagi menjadi 2, yaitu:
- Fi’il ma’lum
- Fi’il majhul
Fi’il ma’lum (اَلْفِعْلُ المَعْلُوْمُ) adalah fi’il yang disebutkan failnya. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini bisa disebut “kata kerja aktif”.
Contoh :
كَتَبَ (kataba)=menulis
قَتَلَ(qotala)=membunuh
فَتَحَ (fataha)=membuka
Kata kerja di atas, termasuk fi’il ma'luml, dimana ia membutuhkan subjek.
Adapun fi’il majhul (الْفِعْلُ المَجْهُوْلُ ) adalah fi’il yang tidak membutuhkan subjek. Dalam bahasa Indonesia biasa disebut kata kerja pasif.
Contoh :
كُتِبَ (kutiba)=ditulis
قُتِلَ (qutila)=dibunuh
فُتِحَ (futiha)=dibuka
Bagaimana cara membuat fi’il majhul dari fi’il ma’lum??
Untuk fi’il madhi, maka kaidahnya :
"Dikasroh huruf sebelum terakhir, dan di dhommah huruf yang berharokat (sebelum huruf terakhir)”
Contoh:
كَتَبَ (kataba) menjadi كُتِبَ (kutiba)
اِسْتَغْفَرَ (istagfaro) menjadi اُسْتُغْفِرَ(ustugfiro)
اِنْفَعَلَ (infa’ala) menjadi اُنْفُعِلَ (unfu’ila)
Adapun untuk fi’il mudhori’, maka kaidahnya :
“Didhommah huruf pertama, dan difathah huruf sebelum terakhir”
Contoh :
يَكْتُبُ (yaktubu) menjadi يُكْتَبُ (yuktabu)
يَسْتَغْفِرُ (yastagfiru) menjadi يُسْتَغْفَرُ (yustagfaru)
يَنْفَعِلُ (yanfa’ilu) menjadi يُنْفَعَلُ (yunfa’alu)
Bagaimana, sudah bisa membuatnya??
Coba kerjakan latihan berikut!
Ubahlah fi’il ma’lum dibawah ini menjadi fi’il majhul
اِنْكَسَرَ (inkasaro)= pecah
اِنْقَلَبَ (inqolaba)=terbalik
يُجَاهِدُ (yujaahidu)=bersungguh-sungguh
يَسْتَمِعَ (yastami’u)=mendengar
اِسْتَخْرَجَ (istakhroja)=meminta keluar
يَسْتَخْرِجُ (yastakhriju)=meminta keluar
Kamis, 05 November 2009
Rabu, 14 Oktober 2009
NAHWU
pelajaran ke delapan...
Penolong نَاصِرٌ (naashirun)
Kalimat كَلِمَة ٌ (kalimatun)
Huruf حَرْفٌ (harfun)
Ini هَذَا (haadza)
Orang yang berilmu اَلْعَالِمُ (al-'aalimu)
Guru اَلْمُدَرِّسُ (al-mudarrisu)
Yang diciptakan مَخْلُوْقٌ (makhluuqun)
Surat سُوْرَةٌ (suurotun)
Pendusta مُكَذِّبٌ (mukadzdzibunbun)
Rumah اَلْبَيْتُ (al-baitu)
Nabi اَلنَّبِيُّ (annabiyyu)
Orang fakir اَلْفَقِيْرُ (al-faqiiru)
Tambahan زِيَادَةٌ (ziyaadatu)
Orang yang bersyukur الشَّاكِرُ (assyaakiru)
Yang diajak berbicara مُخَاطَبٌ (mukhoothobu)
Perempuan اِمْرَأَةٌ (imroatun)
Surga اَلْجَنَّةُ (al-jannatu)
Pintu اَلْبَابُ (al-baabu)
Laki-laki اَلرَّجُلُ (arrojulu)
Penolong نَاصِرٌ (naashirun)
Kalimat كَلِمَة ٌ (kalimatun)
Huruf حَرْفٌ (harfun)
Ini هَذَا (haadza)
Orang yang berilmu اَلْعَالِمُ (al-'aalimu)
Guru اَلْمُدَرِّسُ (al-mudarrisu)
Yang diciptakan مَخْلُوْقٌ (makhluuqun)
Surat سُوْرَةٌ (suurotun)
Pendusta مُكَذِّبٌ (mukadzdzibunbun)
Rumah اَلْبَيْتُ (al-baitu)
Nabi اَلنَّبِيُّ (annabiyyu)
Orang fakir اَلْفَقِيْرُ (al-faqiiru)
Tambahan زِيَادَةٌ (ziyaadatu)
Orang yang bersyukur الشَّاكِرُ (assyaakiru)
Yang diajak berbicara مُخَاطَبٌ (mukhoothobu)
Perempuan اِمْرَأَةٌ (imroatun)
Surga اَلْجَنَّةُ (al-jannatu)
Pintu اَلْبَابُ (al-baabu)
Laki-laki اَلرَّجُلُ (arrojulu)
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya

- santri
- santri yang sedang berusaha mencari ilmu sebnyak-banyaknya untuk di amlkan di kalanganya